Munculnya agama Hindu di India
Perkembangan
agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus,
di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya
Hindu dan Budha. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan
bangsa Aria (kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro
dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus) melalui celah Kaiber (Kaiber
Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek,
kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah
mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang
berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Aria
sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria
bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka
hidup bercocok tanam. Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi
sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa
Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang
Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan
kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa
Dravida yang masih memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu
yang merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan
kepercayaan bangsa Aria dan bangsa Dravida. Terjadi perpaduan antara
budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme).
Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu
yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut
kebudayaan Hindu yang selanjutnya menjadi agama Hindu. Daerah
perkembangan pertama agama Hindu adalah di lembah Sungai Gangga, yang
disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik bangsa
Hindu).
Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:
- Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.
- Wisnu sebagai dewa pemelihara alam
- Siwa sebagai dewa perusak
Ketiga
dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti. Kitab suci agama Hindu
disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang agama. Pemujaan terhadap
para dewa-dewa dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Mereka mengenal
pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana,
Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/
pekerjaan mereka.
· Brahmana bertugas
mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.
Keberadaan kasta ini ada pada posisi paling penting dan punya peranan
yang sangat besar bagi berjalannya pemerintahan. Mereka adalah orang
yang paling mengerti menegnai seluk beluk agama Hindu, serta menjadi
penasehat raja.
· Ksatria berkewajiban
menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara. Yang termasuk
dalam kasta ini adalah para bangsawan, raja dan keluarganya, para
pejabat pemerintah. Kasta ini memiliki kedudukan yang penting dalam
pemerintahan, punya banyak hak tetapi tidak memiliki kewajiban untuk
membayar pajak, memberikan persembahan, dsb.
· Waisya bertugas
berdagang, bertani, dan berternak. Mereka yang tergolong dalam kasta
ini adalah para pedagang besar (saudagar),para pengusaha. Dalam golongan
masyarakat biasa kasta ini cukup memiliki peran penting.
· Sudra bertugas
sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak. Mereka adalah para
pekerja kasar. Mereka mempunyai banyak kewajiban terutama wajib kerja
tetapi keberadaannya kurang diperhatikan.
· Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan.
Pembagian
kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria
sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan
tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat
keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada
keturunan. Dalam konsep Hindu sesorang hanya dapat terlahir sebagai
Hindu bukan menjadi Hindu.
Perkawinan
antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk
dalam golongan kaum Pariaseperti bangsa Dravida. Paria disebut
juga Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India.
Muncul dan berkembangnya Agama Budha
Agama
Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Muncul sekitar 525
SM. Agama Budha muncul dan dikenalkan oleh Sidharta (semua harapan
dikabulkan). Agama Budha muncul disebabkan karena :
Sidharta
memandang bahwa adanya sistem kasta dalam agama Hindu dapat memecah
belah masyarakat, bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan
martabat manusia berdasarkan kelahiran. Padahal setiap manusia itu sama
kedudukannya.
Itulah
fenomena yang ada di lingkungannya sementara itu satu hal yang membuat
Sidharta akhirnya berusaha untuk menentang adat dan tradisi yang ada
adalah karena beliau melihat adanya kenyataan hidup bahwa manusia akan
tua, sakit, mati, dan hidup miskin yang intinya bahwa bagi Sidharta
kehidupan adalah suatu “PENDERITAAN”. Oleh karena itu manusia harus
dapat menghindarkan diri dari penderitaan (samsara), dan demi mencari
cara atau jalan untuk membebaskan diri dari penderitaan guna mencapai
kesempurnaan maka beliau meninggalkan istana dengan segala kemewahannya
melakukan meditasi tepatnya di bawah pohon Bodhi di daerah Bodh Gaya.
Dalam meditasinya tersebut akhirnya Sidharta memperoleh penerangan agung
dan saat itulah terlahir/ tercipta agama Budha. Agama Budha lahir
sebagai upaya pengolahan pemikiran dan pengolahan diri Sidharta
sehingga menemukan cara yang terbaik bagi manusia agar dapat terbebas
dari penderitaan di dunia sehingga dapat mencapai kesempuirnaan
(nirwana) dan berharap tidak akan terlahir kembali di dunia untuk
merasakan penderitaan yang sama.
Menurut
agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai oleh setiap orang
tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana berbeda dengan ajaran
Hindu dimana hanya pendeta yang dapat membuat orang mencapai
kesempurnaan. Sidharta Gautama dikenal sebagai Budha atau seseorang yang
telah mendapat pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai tujuan.
Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima
bodhi. Ajaran agama Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa
Sansekerta Tri artinya tiga dan pitakaartinya keranjang). Peristiwa
kelahiran, menerima penerangan agung dan kematian Sidharta terjadi pada
tanggal yang bersamaan yaitu waktu bulan purnama pada bulan Mei.
Sehingga ketiga peristiwa tersebut dirayakan umat Budha
sebagai Triwaisak.
Dalam
agama Budha tidak dikenal adanya sistem kasta sebab sistem ini
dipandang akan membedakan masyarakat atas harkat dan martabatnya.
Sehingga dalam Budha laki-laki ataupun perempuan, miskin atupun kaya
sama saja semuanya punya hak yang sama dalam kehidupan ini.
Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia
Terdapat beberapa teori mengenai siapakah yang membawa masuknya agama Hindu di Indonesia. Teori-teori tersebut antara lain:
1. Teori Sudra (dikemukakan oleh Van Feber)
2. Teori Waisya (dikemukakan oleh NJ.Krom)
3. Teori Ksatria (dikemukakan oleh FDK Bosch)
4. Teori Brahmana (dikemukakan oleh J.C. Van Leur)
5. Teori Arus Balik (dikemukakan oleh M.Yamin)
Proses masuk dan berkembangnya agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia adalah sebagai berikut.
Agama Budha
Agama
Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta didukung dengan
adanya misi Dharmadhuta, kitab suci agama Budha ditulis dalam bahasa
rakyat sehari-hari, serta dalam agama Budha tidak mengenal sistem kasta.
Para pendeta Budha masuk ke Indonesia melalui 2 jalur lalu lintas
pelayaran dan perdagangan, yaitu melalui jalan daratan dan lautan. Jalan
darat ditempuh lewat Tibet lalu masuk ke Cina bagian Barat
disebut Jalur Sutra, sedangkan jika menempuh jalur laut, persebaran
agama Budha sampai ke Cina melalui Asia Tenggara. Selanjutnya sampai ke
Indonesia mereka akhirnya bertemu dengan raja dan keluarganya serta
mulai mengajarkan ajaran agama Budha, pada akhirnya terbentuk jemaat
kaum Budha. Bagi mereka yang telah mengetahui ajaran dari pendeta India
tersebut pasti ingin melihat tanah tempat asal agama tersebut secara
langsung yaitu India sehingga mereka pergi ke India dan sekembalinya ke
Indonesia mereka membawa banyak hal baru untuk selanjutnya disampaikan
pada bangsa Indonesia. Unsur India tersebut tidak secara mentah
disebarkan tetapi telah mengalami proses penggolahan dan penyesuaian.
Sehingga ajaran dan budaya Budha yang berkembang di Indonesia berbeda
dengan di India.
Agama Hindu
Para
pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama Hindu dan melalui
jalur perdagangan akhirnya sampai di Indonesia. Selanjutnya mereka akan
menemui penguasa lokal (kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut
tertarik dengan ajaran Hindu maka para pendeta bisa langsung mengajarkan
dan menyebarkannya. Dalam ajaran agama Hindu konsepnya adalah seseorang
terlahir sebagai Hindu bukan menjadi Hindu maka untuk menerima ajaran
agama Hindu orang Indonesia harus di-Hindu-kan melalui
upacara Vratyastoma dengan pertimbangan kedudukan sosial/ derajat yang
bersangkutan (memberi kasta). Hubungan India-Indonesia berlanjut dengan
adanya upaya para kepala suku/ raja lokal untuk menyekolahkan anaknya/
utusan khusus ke India guna belajar budaya India lebih dalam lagi.
Setelah kembali ke tanah air mereka kemudian menyebarkan kebudayaan
India yang sudah tinggi. Bahkan tak jarang mereka mendatangkan para
Brahmana India untuk melakukan upacara bagi para penguasa di Indonesia,
seperti upacara Abhiseka, merupakan upacara untuk mentahbiskan seseorang
menjadi raja. Jika di suatu wilayah rajanya beragama Hindu maka akan
memperkuat proses penyebaran agama Hindu bagi rakyat di daerah tersebut.
Berikut kerajaan-kerajaan hindu yang pernah berdiri di Indonesia.
Kerajaan Kutai
Kerajaan
Kutai dengan nama asli Kutai Martadipura merupakan kerajaan hindu
tertua di Indonesia, dengan aliran agama hindu-siwa. Letaknya di Muara
Kaman tepatnya pada hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Keberadaan
kerajaan ini ditandai dengan adanya 7 buah prasasti, yang dinamai
prasasti yupa. Dengan palawa sebagai hurufnya,dan sansekerta sebagai
bahasanya. Pendirinya adalah Raja Kudungga. Setelah Raja Kudungga wafat,
kerajaan diambil alih oleh putranya, Raja Aswawarman. Dan setelah Raja
Aswawarman wafat, kerajaan diambil alih oleh putra Raja Aswawarman,
yaitu Raja Mulawarman.
Pada
sebuah prasasti Yupa abad ke-4, dikisahkan bahwa Raja Mulawarman telah
menyumbangkan 20.00 ekor sapi kepada para brahmana. Kisah ini
menceritakan betapa dermawannya seorang Raja Mulawarman, oleh karena
itu, dari sekian banyak raja yang memimpin kerajaan Kutai, Raja
Mulawarman lah yang paling terkenal.
Keruntuhan
kerajaan Kutai Martadipura disebabkan oleh tewasnya raja terakhir Kutai
Martadipura yang kalah memperebutan kekuasaan dari kerajaan Kutai
Kartanegara di bawah pimpinan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Awalnya
Kutai Kartanegara merupakan bagian dari kerajaan Kutai Martadipura,
namun karena perbedaan kepercayaan, di mana Kutai Kartanegara menganut
kepercayaan agama islam, akhirnya perebutan kekuasaan pun terjadi dan
berakhir dengan Kutai Kartanegara sebagai pemenang.
Tarumanegara
Kerajaan
dengan nama asli Tarumanagara ini terletak di daerah Bekasi, Jawa Barat
bagian utara. Raja yang paling terkenal adalah raja yang ke-3, yaitu
Raja Purnawarman. Keberadaan kerajaan hindu dengan aliran hindu wisnu
ini diketahui dengan ditemukannya beberapa prasasti yang menceritakan
tentang keberhasilan-keberhasilan kerajaan. Prasasti-prasasti tersebut
antara lain:
- Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di kebon kopi milik Jonathan Reck
- Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Bekasi, menceritakan tentang penggalian Sungai Gomati oleh kerajaan Tarumanagara
- Prasasti Cidanghiang, ditemukan di daerah Pandeglang
- Prasasti Ciaruteun, ditemukan di aliran Sungai Ciampea, menggambarkan betapa perkasanya seorang raja Purnawarman dengan telapak kaki besarnya yang terukir di prasasti tersebut
- Prasasti Muara Cianten, ditemukan di daerah Ciampea
- Prasasti Jambu, ditemukan di daerah Nanggung, Bogor
- Prasasti Pasir Awi, ditemukan di daerah Cieteureun
Selain ditemukannya peninggalan-peninggalan berupa prasasti,
ternyata ditemukan pula peninggalan berupa candi yang dikenal dengan
sebutan Candi Jiwa, letaknya di daerah Karawang.
Selain peninggalan sejarah berupa prasasti dan candi, terdapat pula sumber-sumber sejarah lain mengenai kerajaan ini seperti:
- Fa hien, pada kitab Fa Kao Chi dari China
- Dinasti Sui, tahun 528 dan 535 Masehi
- Dinasti Tang, tahun 666 dan 669 Masehi
- Naskah wangsakerta yang menceritakan tentang pendirian kerajaan Tarumanegara
Akhir dari kerajaan ini disebabkan oleh keinginan Tarusbawa
untuk membawa kerajaan Tarumanagara kembali ke kerajaan Sunda, namun
salah satu saudara Tarusbawa yang bernama Galuh tidak setuju jika
kerajaan Taruma kembali ke kerajaan Sunda, akhirnya Galuh pergi dari
kerajaan Taruma, dan kembali datang untuk merebutnya kekuasaan kerajaan
Sunda yang awalnya adalah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara, akhirnya
kerajaan itu pun diubah menjadi Kerajaan Sunda Galuh.
Mataram Kuno
Menurut Teori Van Bammalen, letak kerajaan ini berpindah-pindah, hal ini disebabkan
oleh 2 alasan, yaitu karena adanya bencana alam letusan Gunung Merapi,
dan karena adanya peperangan dalam perebutan kekuasaan. Awalnya, pada
abad ke-8 kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah, kemudian setelah
Gunung Merapi meletus pada abad ke-10, kerajaan ini dipindahkan ke Jawa
Timur oleh Mpu Sindok.
Agama
di kerajaan ini pun terbagi menjadi 2, yaitu hindu pada Dinasti Sanjaya
dan budha pada Dinasti Syailendra. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh
Raja Sanna. Raja Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Raja
Sanjaya. Setelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan Mataram Kuno
diperintah oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran. Raja Mataram
Kuno setelah Rakai Panangkaran adalah Rakai Warak, kemudian Rakai Warak
digantikan oleh Rakai Garung (Samaratungga). Di tengah-tengah
pemerintahan kerajaan Mataram Kuno, Datanglah keinginan Rakai Pikatan
untuk menjadi penguasa tunggal sebagai Dinasti Sanjaya. Persaingan
antara Dinasti Sanjaya yang dipimpin Rakai Pikatan dengan Dinasti
Syailendra yang dipimpin Raja Samaratungga, membuat cita-cita Rakai
Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal di Pulau Jawa terhalang. Terjadi
pertikaian antar kedua dinasti. Akhirnya pada abad ke-9 terjadi
penggabungan kedua dinasti melalui pernikahan politik antara Rakai
Pikatan dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Dinasti
Syailendra. Namun, pernikahan antara Rakai Pikatan dengan
Pramodawardhani ternyata tidak membuahkan kedamaian, malah justru
membuat pertikaian antara Dinasti Sanjaya dengan Dinasti Syailendra
semakin sengit. Akhirnya, Rakai Pikatan sebagai Dinasti Sanjaya berhasil
menguasai kerajaan sedangkan Pramodawardhani bersama anaknya,
Balaputradewa melarikan diri ke Palembang, Sumatra Selatan untuk
kemudian mereka menjalankan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Sriwijaya.
Berdasarkan Prasasti Balitung, setelah Rakai Pikatan wafat, kerajaan
Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi dibantu oleh sebuah dewan
penasehat yang juga jadi pelaksana pemerintahan. Dewan yang terdiri atas
lima patih ini di antaranya adalah:
- Ratu, Datu, Sri Maharaja
- Rakryan Mahamantri I Hino
- Mahamantri Halu & Mahamantri I Sirikan
- Mahamantri Wko & Mahamantri Bawang
- Rakryan Kanuruhan
Raja
Mataram selanjutnya adalah Rakai Watuhumalang, kemudian dilanjutkan
oleh Dyah Balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah
Balitung Dharmodaya Maha Dambhu sebagai Raja Mataram Kuno yang sngat
terkenal. Raja Balitung berhasil menyatukan kembali Kerajaan Mataram
Kuno dari ancaman perpecahan. Di masa pemerintahannya, Raja Balitung
menyempurnakan struktur pemerintahan dengan menambah susunan hierarki.
Bawahan Raja Mataram terdiri atas tiga pejabat penting, yaitu Rakryan I
Hino sebagai tangan kanan raja yang didampingi oleh dua pejabat lainnya.
Rakryan I Halu,dan Rakryan I Sirikan. Selain struktur pemerintahan
baru, Raja Balitung juga menulis Prasasti Balitung. Prasasti yang juga
dikenal sebagai Prasasti Mantyasih ini adalah prasasti pertama di
Kerajaan Mataram Kuno yang memuat silsilah pemerintahan Dinasti Sanjaya
di Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno masih mengalami
pemerintahan tiga raja sebelum akhirnya pusat kerajaan pindah ke Jawa
Timur. Mpu Daksa, yang pada masa pemerintahan Raja Balitung menjabat
Rakryan i Hino,melakukan kudeta karena merasa bahwa ia adalah keturunan
asli Dinasti Sanjaya, kemudian Mpu Daksa digantikan oleh menantunya, Sri
Maharaja Tulodhong.
Kerajaan
Mataram Kuno berakhir dengan sebuah peristiwa yang disebut Peristiwa
Mahapralaya. Saat itu, Raja Teguh Dharmawangsa sedang menikahkan
putrinya, dengan Raden Wijaya. Di tengah-tengah pesta, datang pasukan
kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan kecil sekutunya, Kerajaan Wurawari.
Raja Teguh Dharmawangsa tewas, sedangkan putrinya yang sedang menikah
lolos dan berhasil melarikan diri ke Madura bersama suaminya, Raden
Wijaya.
Kerajaan Kediri
Berdirinya
Kerajaan Kediri berawal ketika Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan kecil
Wurawari berhasil meruntuhkan kerajaan Mataram Kuno lewat Peristiwa
Mahapralaya. Kekuasaan Kerajaaan Mataram Kuno diambil alih, dan nama
Mataram diubah menjadi Kediri. Kerajaan Kediri merupakan kerajaan
turunan Ajiwuwari. Raja pertamanya adalah Raja Sri Jayawarsha. Kemudian
dilanjutkan oleh Raja Bameswara. Dalam kitab Kakawin Smaradahana,
karangan Mpu Dharmaja, diceritakan
bahwa Raja Bameswara adalah keturunan pendiri Dinasti Isyana. Kemudian
Raja Bameswara digantikan oleh mertuanya, Jayabhaya. Pada masa
pemerintahan Jayabhaya, terjadi perang saudara ini diabadikan dalam
bentuk Kakawin Bharatayuddha yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu
Punuluh. Jayabhaya berhasil memenangkan perang saudara tersebut sehingga
wilayah Kediri berhasil disatukan lagi dengan wilayah Jenggala.
Peristiwa kemenangan ini diabadikan dalam Prasasti Ngantang. Kemudian
Raja Jayabhaya digantikan oleh Raja Sarweswara dari Aryyeswara. Kemudian
digantikan lagi oleh Raja Gandra. Pada masa pemerintahannya, Gandra
menyempurnakan struktur pemerintahan yang diwariskan Kerajaan Mataram
Kuno. Setelah Raja Gandra, Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja
Kameshwara. Pemerintahan Kameshwara ditandai dengan pesatnya hasil karya
sastra Jawa. Pada masa pemerintahannya, cerita-cerita panji atau
kepehlawanan banyak dihasilkan. Raja kerajaan Kediri berikutnya adalah
Kertajaya atau Srengga. Pada masa pemerintahannya, Kediri mulai
mengalami masalah dan ketidakstabilan. Hal ini karena Kertajaya berusaha
membatasi dan mengurangi hak istimewa para kaum Brahmana, kemudian di
daerah Tumapel (sekarang Malang) muncul kekuatan baru di bawah pimpinan
Ken Arok. Perlahan-lahan, terjadi arus pelarian para Brahmana dari
wilayah Kediri menuju Tumampel. Kertajaya menyikapi arus pelarian ini
dengan mengerahkan tentara Kerajaan Kediri untuk menyerbu Tumapel.
Perang antara pasukan Kertajaya dan Ken Arok terjadi di Ganter. Pasukan
Ken Arok berhasil menghancurkan kekuasaan pasukan Kertajaya. Atas
kekalahan ini, Kerajaan Kediri memang seolah-olah telah runtuh, namun
ternyata, secara perlahan kerajaan Kediri masih berdiri dibawah pimpinan
Raja Jayakatwang, meskipun keberadaan mereka di bawah kekuasaan
Kerajaan Singasari.
Kerajaan Singasari
Berdirinya
Kerajaan Singasari, saling berkaitan erat dengan Kerajaan Kediri dan
Majapahit. Ketika Ken Arok menjabat sebagai prajurit di Tumapel, di
Kerajaan Kediri sedang berlangsung perselisihan antara Raja Kertajaya
dengan para Brahmana. Para Brahmana tersebut melarikan diri ke Tumapel
karena merasa lebih nyaman berada di Tumapel, akhirnya terjadilah
pertempuran antara Kerajaan Kediri dengan paukan akuwu Tumapel. Dalam
pertempuran di Ganter, Kerajaan Kediri mengalami kekalahan dan Raja
Kertajaya meninggal. Kemudian, Ken Arok menyatukan sebagian wilayah
Kerajaan Kediri dengan Tumapel, dan mendirikan Kerajaan Singasari,
dengan Tunggul Ametung sebagai rajanya. Ken Arok bergelar Sri Rangga
Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindrawangsa di Jawa Timur. Istri
pertamanya bernama Ken Umang, Ken Arok mempunyai empat orang anak, yaitu
Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi. Awalnya,
Ken Arok hanyalah seorang anak desa yang dilahirkan oleh seorang Ibu
bernama Ken Nduk. Ia dididik oleh para penjahat di lingkungan sekitarnya
hingga dewasa, sehingga ia tumbuh dan berkembang menjadi seorang
penjahat yang suka mabuk, mencuri, dan membunuh. Pada perjalan hidupnya,
ia bekerja sebagai seorang prajurit di daerah Tumapel, dan tertarik
pada Ken Dedes, istri komandan Tunggul Ametung. Timbul keinginan Ken
Arok untuk memperistri Ken Dedes. Singkat cerita, Ken Arok berhasil
membunuh Tunggul Ametung dengan keris yang dibuat Mpu Gandring, kemudian
ia pun segera memperistri Ken Dedes. Setelah sekian lama, Ken Dedes
akhirnya menceritakan peristiwa pebunuhan suaminya tersebut kepada
anaknya dari Tunggu Ametung, Anusapati. Anusapati marah, dan berniat
balas dendam, akhirnya Anusapati berhasil membunuh Ken Arok dengan keris
buatan Mpu Gandring yang telah digunakan Ken Arok untuk membunuh ayah
kandungnya. Panji Tohjaya, anak kandung Ken Arok dengan Ken Umang
mengetahui peristiwa pembunuhan ayahnya yang dilakukan Tohjaya. Akhirnya
dengan keris yang sama, Tohjaya berhasil membunuh Anusapati.
Ranggawuni, yang merupakan saudara dari Anusapati, mengetahui pembunuhan
yang dilakukan Tohjaya, akhirnya dengan keris yang sama, Ranggawuni
membunuh Tohjaya.Setelah kejadian bunuh membunuh berantai ini, akhirnya
naik tahta lah Raja Kertanegara sebagai raja yang terkenal dan terbesar
dari kerajaan Singasari. Ia mempunyai semangat Ekspansionis. Kertanegara
bercita-cita memperluas Kerajaan Singasari hingga keluar Pulau Jawa
yang disebut dengan istilah Cakrawala Mandala. Pada tahun 1275, ia
mengirim pasukan ke Sumatra untuk menguasai Kerajaan Melayu yang disebut
sebagai Ekspedisi Pamalayu. Dalam ekspedisi tersebut, Kerajaan Melayu
berhasil di taklukan. Peristiwa ini diabadikan pada alas patung
Amoghapasha di Padangroco (Sungai Langsat).
Seorang
utusan Cina bernama Meng K’i pulang ke Cina, dan menceritakan pada
kaisar Kubilai Khan bahwa Kerajaan Melayu yang awalnya menjadi
incarannya telah dikuasai dan ditaklukan oleh Kerajaan Singasari. Kaisar
Kubilai Khan begitu marah, ia segera mengirim pasukan untuk menyerang
Kerajaan Singasari. Mendengar wilayah kekuasaannya di bagian Sumatra
akan diserang, pasukan-pasukan Kerajaan Singasari segera dikirim ke
Sumatra untuk menghadapi serangan pasukan Cina. Sementara itu, Raja
Jayakatwang dari Kerajaan Kediri (kerajaan yang pernah dikalahkan
Kerajaan Singasari) melihat kesempatan baik untuk merebut kembali
kekuasaan selagi pasukan-pasukan Kerajaan Singasari dikirim ke Sumatra.
Pada tahun 1292, Raja Jayakatwang dengan pasukan Kerajaan Kediri
langsung menyerang Ibu kota Kerajaan Singasari.
Menurut
cerita, pada saat serangan musuh datang, Raja Kertanegara beserta para
pejabat dan pendeta sedang melakukan upacara Tantrayana, sehingga dapat
dengan mudah mereka semua dibunuh oleh musuh. Kerajaan Singasari
akhirnya berhasil direbut kembali oleh Jayakatwang, Raja dari Kerajaan
Kediri.
Kerajaan Majapahit
Kerajaan
Majapahit merupakan kerajaan hindu terakhir dan terbesar di Indonesia.
Letaknya di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Wijaya, menantu dari
Raja Teguh Dharmawangsa (Kerajaan Mataram Kuno) yang sempat melarikan
diri ke Madura bersama istrinya saat terjadi Peristiwa Mahapralaya.
Kerajaan
Majapahit, awalnya hanyalah sebuah desa kecil bernama Desa Tarik.Desa
itu merupakan pemberian dari Raja Jayakatwang dari Kediri atas
kembalinya menantu Raja Teguh Dharmawangsa (Raden Wijaya) dari Kerajaan
Mataram Kuno yang telah lama dikuasai Kerajaan Kediri. Raden Wijaya
telah dimaafkan dan dipercaya tidak bersalah atas kesalahan generasi
atasnya.
Singkat
cerita, pada tahun 1292, armada Cina yang terdiri dari 1.000 buah kapal
dengan 20.000 orang prajurit tiba di Tuban, Jawa Timur dengan tujuan
untuk menyerang Raja Kertanegara yang telah merebut Kerajaan Melayu dan
menyatakan tidak mau tunduk pada Kaisar Kubilai Khan. Mereka tidak tau
bahwa Raja Kertanegara beserta Kerajaan Singasari itu telah meninggal
dan hancur dikalahkan oleh Raja Jayakatwang dari Kediri.
Mengetahui
rencana penyerangan dari Cina ini, Raden Wijaya mengambil kesempatan
untuk merebut kembali Kerajaan Singasari. Ia menggabungkan diri dengan
pasukan cina dan menyerang Raja Jayakatwang di Kediri. Kerajaan Kediri
tidak mampu menghadapi serangan, sehingga Raja Jayakatwang berhasil
dikalahkan. Kemenangan itu membuat pasukan Cina bergembira dan berpesta
pora. Mereka tidak menyangka ketika sedang berpesta pora, pasukan
Majapahit balik menyerang mereka. Akhirnya pasukan armada Cina kalah,
dan mereka segera kembali ketanah airnya. Sejak saat itu Kerajaan
Majaphit mulai berkuasa. Pada tahun 1295, berturut-turut pecah
pembrontakan yang dipimpin oleh Rangga lawe dan disusul oleh Saro serta
Nambi. Pembrontakan-pembrontakan itu bisa dipadamkan. Raden Wijaya wafat
pada tahun 1309 dan mendapat penghormatan di dua tempat, yaitu Candi
Simping (Sumberjati) dan Candi Artahpura.
Setelah
Raden Wijaya wafat, putera permaisuri Tribuwaneswari yang bernama
Jayanegara menggantikannya sebagai Raja Majapahit. Pada awal
pemerintahannya Jayanegara harus menghadapi sisa pemberontakan yang
meletus dimasa ayahnya masih hidup. Selain pembrontakan Kuti dan Sumi,
Raja Jayanegara diselamatkan oleh pasukan pengawal (Bhayangkari) yang
dipimpin oleh Gajah Mada ia kemudian diungsikan ke Desa Bedager. Raja
Jayanegara wafat tahun1328 karena dibunuh oleh salah seorang anggota
dharmaoutra yang bernama Tanca. Oleh karena ia tidak mempunyai putra ia
kemudian digantikan oleh adik perempuannya Bhre Kahuripan yang bergelar
Tribuanatunggadewi Jayawishnuwardhani. Suaminya bernama Cakradhara yang
berkuasa di Singasari dengan gelar Kertawerdhana.
Dari
kitab Negarakertagama, digambarkan adanya beberapa pemberontakan di
masa pemerintahan Ratu Tribuanatunggadewi. Pembrontakan yang paling
berbahaya adalah pemberontakan di Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Namun
pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Setelah itu Gajah
Mada bersumpah di hadapan Raja dan para pembesar kerajaan bahwa ia tidak
akan amukti palapa (memakan buah palapa), sebelum ia dapat menundukan
seluruh Nusantara di bawah naungan Majapahit. Pada tahun 1334, lahirlah
putra mahkota Kerajaan Majapahit yang diberi nama Hayam Wuruk. Pada
tahun 1350, Ratu Tribuanatunggadewi mengundurkan diri setelah berkuasa
22 tahun. Ia wafat pada tahun 1372. Pada tahun 1350, Hayam Wuruk
dinobatkan sebagai raja Majapahit dan bergelar Sri Rajasanagara dan
Gajah Mada diangkat sebagai Patih Hamangkubumi. Dibawah pemerintahan
Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mencapai puncak
kejayaannya. Kerajaan Majapahit menguasai wilayah yang sangat luas.
Hampir seluruh wilayah Nusantara tunduk pada Majapahit, namun ada satu
kerajaan kecil yang belum berhasil dikuasai kerajaan Majapahit, yaitu
Kerajaan Sunda Galuh. Raja Hayam Wuruk bersama Patih Gajah Mada berusaha
untuk menaklukan kerajaan tersebut, namun ketika itu Raja Hayam Wuruk
terlanjur jatuh cinta pada putri dari Kerajaan Sunda Galuh yang bernama
Dyah Pitaloka. Raja Hayam Wuruk bermaksud untuk menikahi Dyah Pitaloka.
Ia mengundang keluarga besar Kerajaan Sunda Galuh datang ke Kerajaan
Majapahit untuk menikah dengan Dyah Pitaloka. Ketika keluarga besar dari
kerajaan Sunda Galuh tiba di Kerajaan Majapahit, terjadi
kesalahpahaman. Patih Gajah Mada mengira bahwa keluarga besar Kerajaan
Sunda Galuh ingin menyerang Kerajaan Majapahit, akhirnya Patih Gajah
Mada segera mengeluarkan pasukan dan membunuh semua anggota keluarga
Kerajaan Sunda Galuh. Hanya Dyah Pitaloka yang tidak dibunuh. Melihat
seluruh keluarganya tewas, Dyah Pitaloka pun akhirnya melakukan belapati
(bunuh diri) pada dirinya sendiri. Raja Hayam wuruk yang mengetahui
peristiwa kesalah pahaman tersebut menjadi marah, terlebih ketika
melihat calon istrinya mati karena bunuh diri atas kesalah pahaman
patihnya. Akhirnya, Raja Hayam Wuruk pun sakit, dan meninggal karena
sakit hati. Sejak kematian Raja Hayam Wuruk, maka Kerajaan Majapahit
mencapai masa kemunduran, perlahan-lahan kekuasaan Majapahit pun runtuh.
Pada salah satu versi cerita, dikisahkan Sang Patih, Gajah Mada pergi
ke sebuah gunung untuk berdiam diri dan menjadi pertapa karena merasa
bersalah pada rajanya.
Kesimpulan
- Agama hindu-budha datang ke Indonesia melalui para pedagang yang hendak pergi ke China. Para pedagang tersebut singgah cukup lama di Indonesia untuk menunggu angin ke arah utara
- Selama mereka singgah di Indonesia mereka mengajarka agama Hindu
- Lama kelamaan munculah berbagai kerajaan Hindu di Indonesia, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanagara, Mataram Kuno, Kediri, Singasari, dan Majapahit.
- Kerajaan Kutai, adalah kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang letaknya di Kalimantan Timur dengan Raja Kudungga sebagai pendirinya, dan Raja Mulawarman sebagai Raja yang paling terkenalnya. Peninggalannya berupa Prasasti Yupa
- Kerajaan Tarumanegara, adalah kerajaan hindu yang terletak di Bekasi dengan Raja Purnawarman sebagai rajanya yang paling terkenal. Prasasti yang paling terkenalnya adalah Prasasti Ciaruteun dengan terukirnya telapak kaki Raja Purnawarman yang begitu besar
- Kerajaan Mataram Kuno, adalah kerajaan yang letaknya di Jawa Tengah dan sempat dipindahkan ke Jawa Timur, alasan perpindahannya telah dijelaskan pada Teori Van Bamellen. Pernah terjadi pertikaian antara Dinasti Sanjaya (Samaratungga) dengan Dinasti Syailendra (Pramodhawardani) yang akhirnya membuat Pramodhawardani melarikan diri ke Sumatra. Terdapat peristiwa bersejarah yang disebut Peristiwa Mahapralaya di mana Kerajaan ini hancur diserang Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Wurawari ketika sedang diadakan pesta pernikahan
- Kerajaan Kediri, adalah kerajaan yang telah berhasil merebut kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Pernah terjadi pelarian kaum Brahmana ke wilayah Tumapel karena mereka tidak dihargai di Kerajaan Kediri. Pelarian Brahmana tersebut membuat Kerajaan Kediri mencetuskan peperangan dengan pasukan Tumapel dan menuai kekalahan
- Kerajaan Singasari, adalah kerajaan yang awalnya adalah daerah Tumapel yang kemudian berhasil membuat Kerajaan Kediri tunduk, dan dikuasai. Kerajaan ini terkenal dengan kasus bunuh membunuh antarkeluarga, yang dipicu oleh keinginan Ken Arok untuk memperistri Ken Dedes. Kerajaan ini akhirnya dapat direbut kembali oleh Kerajaan Kediri yang memanfaatkan kasus penyerangan pasukan Kubilaikhan ke Kerajaan ini.
- Kerajaan Majapahit, adalah Kerajaan Hindu terbesar dan terakhir di Indonesia. Dengan Raden Wijaya sebagai pendirinya. Awalnya kerajaan ini hanya sebuah desa kecil pemberian Jayakatwang, dari Kerajaan Kediri yang telah berhasil merebut kekuasaan Kerajaan Singasari. Namun, berkat kecerdikan Raden Wijaya, akhirnya Kerajaan Kediri dapat dikalahkan Majapahit dengan siasat bekerjasama dengan pasukan Kubilaikhan dari Cina. Raja Majapahit yang paling terkenal adalah Raja Hayam Wuruk bersama patihnya, Gajah Mada. Dengan sumpah palapa, Gajah Mada beserta rajanya, Hayam Wuruk berhasil menyatukan nusantara, kecuali untuk sebuah kerajaan kecil, yaitu kerajaan Sunda. Berakhirnya Kerajaan Majapahit, adalah dengan meninggalnya Raja Hayam Wuruk karena patah hati tidak bisa menikahi putri cantik dari kerajaan Sunda, Dyah Pitaloka. Dyah Pitaloka bunuh diri karena keluarganya mati dibunuh pasukan Majapahit yang diperintahkan Gajah mada atas sebuah kesalahpahaman.
- Dengan berakhirnya kekuasaan Majapahit, maka berakhir pula kekuasaan kerajaan hindu di Indonesia. Maka mulai bermunculanlah Kerajaan Islam
Daftar Pustaka
- mustaqimzone.wordpress.com/2011/07/20/perkembangan-kerajaan-hindu-budha-di-indonesia/
- www.google.co.id/#q=masuknya+kerajaan+hindu+budha+di+indonesia+kelas+SMA&hl=id&prmd=imvns&ei=kz8ZT7mGBNDqrQep8oCtDA&sqi=2&start=10&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=76417af358131f0a&biw=1366&bih=588
- www.google.co.id/imgresimgurl=http://sugionosejarah.files.wordpress.com/2011/10/blitar2.jpg&imgrefurl=http://sugionosejarah.wordpress.com/2011/10/15/kerajaan-majapahit/&usg=__KByF88idkxbgY3wf0rQmXMukMn8=&h=350&w=336&sz=43&hl=id&start=11&zoom=1&tbnid=FxdKvL4ZBlPk4M:&tbnh=120&tbnw=115&ei=jfobT8yvC4jPrQfugo3nDQ&prev=/search%3Fq%3Dpeninggalan%2Bkerajaan%2Bmajapahit%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D631%26tbm%3Disch%26prmd%3Dimvns&itbs=1
8 komentar:
agen casino indonesia
agen judi sbobet
agen sbobet indonesia
agen sbo
agen sbobet terpercaya
agen sbobet
agen sbo terpercaya
agen judi terpercaya
sbosports
agent sbobet
agen sbobet indonesia
bandar judi terpercaya
agen judi bola terpercaya
agen judi ibcbet
sbobet indonesia
agen bola online
bandar judi bola
master agen betting online
bandar bola sbobet terpercaya
judi online
BANDARQ
Agen Poker
situs poker
poker online
Judi Poker Online
situs poker online terpercaya
Poker Online Terpercaya
poker uang asli
Domino QQ
Domino Poker
Capsa Online
QQ Online
Ceme Online
Blackjack Online
Poker Online Indonesia
Agen poker online
poker online asli
agen poker terbaik
agen poker terpercaya
situs poker uang asli
situs judi online
poker online
agen judi bola
agen judi terpercaya dan terlengkap
judi online
Hello, U write some extraordinarily 918kiss attractive blogs. I always check back here frequently to see if you have updated
Great blog, keeping me from working. All the Best
The blog article very surprised to me! Your writing is good. In this I pussy888 malaysia net learned a lot! Thank you!
Great.scr888 kiosk You have scr888 agent beautifully presented scr888 bonus your thought in this blog post.I admire scr888 hack the time and effort you put into your blog scr888 download and detailed information you offer.
Thanks i had no knowledge about rollex online casino malaysia it, great job.
Valuable site, where live 22 did u come up with the information in this posting? I am pleased I discovered it though, ill be checking back soon to find out what new content pieces u have.
Fairytale in Khon Kaen's slot game. Fairy tale in Khon Kaen's Slot machine Game-Hello, friends, sports betting | Online Gambling | Online Casino | Online Fish Shooting | Online Slot machine This article This Site is ready for you to read and use this information. I hope the content has been published. We can write it for your insinuation and enjoy reading. Fairytale in Khon Kaen's slot game.
There are two various types of leaseholders. The people who end up having an occasion and simply don't have a fitting outfit or those, who are making the most of the INsim wetrust pattern. Numerous leaseholders are utilizing the rental help on different occasions a month to get dressed for work or occasions. The greater part of the times the occasions stay in a similar circle and it's seen on the off chance that somebody is wearing a similar outfit without fail.
Posting Komentar